pecinta jilbab

jilbab hijab cadar tudung niqab veil ummahat muslimah akhwat

Rabu, 01 April 2009

zaskia adya mecca

pecinta-jilbabZaskia Adya Mekkah lahir di Jakarta 8 September 1987. Dia adalah salah satu selebriti Indonesia yang memakai jilbab (mulai pada tahun 2005) dan dimana besar contoh untuk perempuan untuk mengikuti.
Zaskia Adya Mecca dikenal sebagai seorang aktris yang pernah masuk nominasi sebagai Aktris Sinetron Wanita Terbaik dalam Piala Vidya (FFI). Zaskia sendiri adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Paramadina Jakarta.
Zaskia dalam penampilannya selalu memerakan pribadi muslimah yang selalu berkerudung sebagaimana kehidupan sehari-harinya.
Sinetron yang melejitkan namanya adalah KIAMAT SUDAH DEKAT arahan sutradara Deddy Mizwar. Dalam sinetron tersebut, anak kedua dari tujuh bersaudara ini berperan sebagai Sarah, seorang perempuan yang menggunakan jilbab, sebagaimana penampilannya dalam keseharian.

Zaskia Adya Mecca memulai karirnya di dunia entertainment saat terpilih menjadi juara 2 ajang pemilihan model Kawankku 2001, dari sini zaskia mulai dilirik oleh beberapa rumah produksi untuk menjadi pemeran pendukung di sinetron bidadari yang dibintangi oleh marshanda. Setelah itu nama Zaskia mulai dikenal oleh khayalak public saat bermain dalam sinetron garapan sutradara Deddy Mizwar yaitu Kiamat Sudah Dekat. Di sinetron ini zaskia beradu akting dengan vokalis band stinky andre. Di sinetron ini zaskia yang berperan menjadi sarah mengenakan jilbab, sama dengan kehidupan nyatanya dengan memakai jilbab sejak tahun 2005. Setelah itu tawaran demi tawaran pun berdatangan, beberapa sinetron yang pernah dibintangi nya diantaranya Cinta SMU, Habibi dan Habibah, Senandung Masa Puber, Lorong Waktu, dan masih banyak lainnya. Selain Sinetron Zaskia juga pemain film, film – film ternama sudah dibintangi nya diantaranya yang paling fenomenal yaitu ayat – ayat cinta, disini zaskia berperan sebagai Noura. Zaskia bermain bersama fedy nuril, Carissa putrid, Melanie, dan masih banyak lainnya.

Pada tahun 2007, Zaskia turut membintangi film layar lebar KUN FAYAKUN, film religi karya ustad Yusuf Mansyur. Film ini rencananya akan dilaunching akhir 2007. Zaskia juga membintangi film arahan sutradara Hanung Bramantyo bertema religi yang berjudul AYAT-AYAT CINTA. Film ini diangkat dari novel berjudul sama karangan Habiburrahman El Shirazy.

Tidak hanya ketenaran yang didapat oleh zaskia, zaskia juga pernah kedapatan merokok di lokasi syuting dengan masih menggunakan jilbab. Lantas berita itu heboh dan masuk ke infotainment, berita itu pertama kali muncul di dunia maya dengan beredarnya foto – fotonya dengan memegang rokok yang menyala...
Selain Kontroversi tersebut Zaskia Adya Mecca juga pernah digossipkan menjalin hubugan dengan sutradara kondang Hanung Bramantyo, tetapi sampai sekarang Zaskia Masih menepis gossip tersebut, Zaskia mengaku kedekatan mereka hanya sebatas teman saja… Tapi sih kalo deket juga gak dilarang kok mbak…hehehe selain itu Zaskia juga digossipkan dekat dengan pria asal turki laa Muthalib, tapi sampai sekarang belum ada keterangan lebih lanjut tentang gossip tersebut.

-BIODATA-
Nama Lengkap: Zaskia Adya Mecca
Nama Panggilan: Zaskia Adya Mecca
TTL : Jakarta, 8 September 1987
Zodiak: Virgo
Pendidikan Terakhir : Fakultas Psikologi Universitas Paramadina Jakarta angkatan 2005
Hobi : membaca Quran
Buku Favorit : Mastnavi
Film Favorit : Children Of Heaven
Musik Favorit : Snada
Tv Show Favorit : Ashabul Kahfi

-SINETRON-

* Bidadari
* Cinta SMU
* Kiamat Sudah Dekat
* Habibi dan Habibah
* Senandung Masa Puber
* Lorong Waktu
* Para Pencari Tuhan


-FILM-

* Ayat-Ayat Cinta (2007)
* Kun Fayakuun (2008)
* Doa Yang Mengancam (2008)

lihat foto-foto zaskia adya mecca selengkapnya (33 picture)
jilbabveil











hijabtudung











niqabcadar











ummahatmuslimah











akhwat





































































































































Baca Selengkapnya......

Maka Inilah Jilbab




















MAKA INILAH JILBAB
(oleh: Emha Ainun Najib)

Para malaikat Allah tak bertelinga, tapi mereke
mendengar suara nyanyian beribu-ribu jilbab
Para malaikat Allah tak memiliki mata, tapi mereka
menyaksikan derap langkah beribu jilbab
Para malaikat Allah tak punya jantung, tapi
sanggup mereka rasakan degub kebangkitan
jilbab yang seolah berasal dari dasar bumi
Para malaikat Allah tak memiliki bahasa dan
budaya, tapi dari galaksi mereka seakan-akan
terdengar suara: Ini tidak main-main! Ini lebih
dari sekedar kebangkitan sepotong kain!

Para malaikat Allah seolah sedang
bercakap-cakap di antara mereka
Kebudayaan jilbab itu, bersungguh-sungguhkah
mereka?
O, amatilah dengan teliti: ada yang
bersungguh-sungguh, ada yang akan
bersungguh-sungguh, ada yang tidak bisa
tidak bersungguh-sungguh
Sedemikian pentingkah gerakan jilbab di negeri
itu?
O, sama pentingnya dengan kekecutan hati
semua kaum yang tersingkir, sama pentingnya
dengan keputusasaan kaum gelandangan,
sama pentingnya dengan kematian jiwa
orang-orang malang yang dijadikan alas kaki
sejarah
Bagaimana mungkin ada kelahiran di bawah
injakan kaki Dajjal? Bagaimana mungkin
muncul kebangkitan dari rantai belenggu
kejahiliyahan?
O, kelahiran sejati justru dari rahim kebobrokan,
kebangkitan yang murni justru dari
himpitan-himpitan
Alamkah yang melahirkan gerakan itu atau
manusia?
O, alam dalam diri manusia. Alam tak boleh
benar-benar takluk oleh setajam apapun
pedang peradaban manusia, alam tak
diperkenankan sungguh-sungguh tunduk di
bawah kelicikan tuan-tuannya
Apakah burung-burung Ababil akan menabur dari
langit untuk menyerbu para gajah yang
durjana?
O, burung-burung Ababil melesat keluar dari
kesadaran pikiran, dari dzikir jiwa dan kepalan
tangan
Para malaikat Allah yang jumlahnya tak terhitung,
berseliweran melintas-lintas ke berjuta arah di
seputar bumi
Para malaikat Allah yang amat lembut sehingga
seperjuta atom tak sanggup
menggambarkannya
Para malaikat Allah yang besarnya tak terkirakan
oleh matematika ilmu manusia sehingga
seluruh jagat raya ini disangga di telapak
tangannya
Tergetar, tergetar sesaat, oleh raungan sukma
dari bumi

Para malaikat Allah seolah bergemeremang
bersahut-sahutan di antara mereka
Apa yang istimewa dari kain yang dibungkuskan
di kepala?
O, hanya ketololan yang menemukan jilbab
sekedar sebagai pakaian badan
Lihatlah perlahan-lahan makin banyak manusia
yang memakai jilbab, lihatlah kaum lelaki
berjilbab, lihatlah rakyat manusia berjilbab,
lihatlah ummat-ummat berjilbab, lihatlah
siapapun saja yang memerlukan perlindungan,
yang memerlukan genggaman keyakinan,
yang memerlukan cahaya pedoman, lihatlah
mereka semua berjilbab
Adakah jilbab itu semacam tindakan politik,
semacam perwujudan agama, atau pola
perubahan kebudayaan?

Para malaikat Allah yang bening bagai cermin
segala cermin, seolah memantulkan
suara-suara:
JILBAB INI LAGU SIKAP KAMI, TINTA KEPUTUSAN KAMI,
LANGKAH-LANGKAH DINI PERJUANGAN KAMI
JILBAB INI SURAT KEYAKINAN KAMI, JALAN PANJANG
BELAJAR KAMI, PROSES PENCARIAN KAMI
JILBAB INI PERCOBAAN KEBERANIAN DI TENGAH
PENDIDIKAN KETAKUTAN YANG TERTATA DENGAN RAPI
JILBAB INI PERCIKAN CAHAYA DARI TENGAH KEGELAPAN,
ALOTNYA KEJUJURAN DI TENGAH HARI-HARI DUSTA
JILBAB INI EKSPERIMEN KELEMBUTAN UNTUK MELADENI
JAM-JAM BRUTAL DARI KEHIDUPAN
JILBAB INI USAHA PERLINDUNGAN DARI
SERGAPAN-SERGAPAN
Dunia entah macam apa, menyergap kami
Sejarah entah ditangan siapa, menjaring kami
Kekuasaan entah dari napsu apa, menyerimpung kami
Kerakusan dengan ludah berbusa-busa, mengotori wajah kami
Langkah kami terhadang, kaki kami terperosok di
pagar-pagar jalan protokol peradaban ini
Buku-buku pelajaran memakan kami
Tontonan dan siaran melahap kami
Iklan dan barang jualan menggiring kami
Panggung dan meja-meja birokrasi mengelabui kami
Mesin pembodoh kami sangka bangku sekolah
Ladang-ladang peternakan kami sangka rumah ibadah
Mulut kami terbungkam, mata kami nangis darah
Hidup adalah mendaki pundak orang-orang lain
Hari depan ialah menyuap, disuap, menyuap, disuap
Kalau matahari terbit kami sarapan janji
Kalau matahari mengufuk, kami dikeloni janji
Kalau pagi bangkit, kami ditidurkan
Ketika hari bertiup, kami dininabobokan
Kaum cerdik pandai suntuk mencari permaafan
atas segala kebobrokan
Kaum ulama sibuk merakit ayat-ayat keamanan
Para penyair pahlawan berkembang menjadi pengemis
Tidak ada perlindungan bagi kepala kami yang
ditaburi virus-virus
Tak ada perlindungan bagi akal pikiran kami yang dibonsai
Tak ada perlindungan bagi hati nurani kami yang
dipanggang diatas tungku api congkak kekuasaan
Tungku api kekuasaan yang halus, lembut dan kejam
Tak ada perlindungan bagi iman kami yang
dicabik-cabik dengan pisau-pisau beracun
Tak ada perlindungan bagi kuda-kuda kami
yang digoyahkan oleh keputusan sepihak yang dipaksakan
Tak ada perlindungan bagi akidah kami yang
ditempeli topeng-topeng, yang dirajam,
dimanipulir oleh rumusan-rumusan palsu yang memabukkan
Tak ada perlindungan bagi padamnya matahari
hak kehendak kami yang diranjau
Maka inilah jilbab. Inilah Jilbab!
Ini FURQAN, pembeda antara HAQ dan BATHIL
Jarak antara keindahan dengan kebusukan
Batas antara baik dan buruk, benar dan salah
Kami menyarungkan keyakinan dikepala kami
Menyarungkan pilihan, keputusan, keberanian
dan ISTIQAMAH, dinurani dan jiwaraga kami
Ini jilbab Ilahi Rabbi, jilbab yang mengajarkan ilmu
menapak dalam irama
Ilmu untuk tidak tergesa, ilmu tak melompati
waktu dan batas realitas
Ilmu bernapas setarikan demi setarikan,
selangkah demi selangkah, hikmah demi hikmah
rahasia demi rahasia, kemenangan demi kemenangan

Para malaikat Allah yang lembut melebihi kristal,
para malaikat Allah yang suaranya tak bisa
didengarkan oleh segala macam telinga,
berbisik-bisik di antara mereka
Wahai! Anak-anak tiri peradaban! Anak-anak
jadah kemajuan dan perkembangan!
Anak-anak yatim sejarah, sedang menghimpun akal sehat
Menabung hati bening, menerobos ke masa depan yang kasat mata
Lautan Jilbab! Lautan Jilbab! Gelombang
perjuangan, luka pengembaraan, tak mungkin bisa dihentikan
Wahai! Sunyi telah memulai bicara!

Dari buku kecil "Syair Lautan Jilbab".

Baca Selengkapnya......